00%

Contact

Instagram


Latest publications

Alun-Alun Yogyakarta: Fungsi Zaman Dahulu dan Sekarang

Alun-Alun Yogyakarta adalah salah satu ruang publik yang memiliki sejarah panjang.. Read more

Wayang Kulit Yogyakarta: Mewarisi Tradisi Seni Pertunjukan yang Mendalam

Wayang Kulit di Yogyakarta adalah salah satu seni pertunjukan tradisional yang.. Read more

Tari Tradisional Yogyakarta: Simbol Kecantikan Budaya yang Abadi

Tari tradisional Yogyakarta adalah warisan budaya yang kaya dan penuh.. Read more

No products in the cart.

mandegmin - January 2, 2025

Sultan-Sultan Yogyakarta: Menelusuri Peran dan Warisan Kepemimpinan Keraton

Dahulu kota Yogyakarta merupakan ibukota negara Indonesia, pastinya memiliki hubungan yang erat dengan para Sultan yang memimpin Keraton Yogyakarta. Sultan-sultan ini bukan hanya sebagai pemimpin politik, tetapi juga sebagai penjaga tradisi, budaya, dan identitas masyarakat Yogyakarta. Sejak berdirinya Kesultanan Yogyakarta pada abad ke-18, para Sultan memainkan peran yang sangat penting dalam perkembangan daerah ini, baik dalam konteks politik, sosial, maupun budaya.

Kesultanan Yogyakarta didirikan pada tahun 1755 setelah Perjanjian Giyanti yang membagi Mataram menjadi dua bagian: Kesultanan Yogyakarta dan Kesunanan Surakarta. Sultan pertama yang memerintah Yogyakarta adalah Sultan Hamengkubuwono I (1755–1792). Beliau memainkan peran krusial dalam membangun dan mempertahankan eksistensi Kesultanan Yogyakarta, termasuk dalam menghadapi ancaman dari pihak kolonial Belanda. Sultan Hamengkubuwono I dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana, mampu menyatukan masyarakat Yogyakarta dan mempertahankan kerajaan meskipun di tengah tekanan besar.

Penerus Sultan Hamengkubuwono I, Sultan Hamengkubuwono II hingga Sultan Hamengkubuwono IX, terus menerus memimpin dengan kebijakan yang menjaga keseimbangan antara modernisasi dan pelestarian budaya. Sultan Hamengkubuwono IX, yang memerintah dari 1940 hingga 1988, memiliki peran penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Pada masa revolusi kemerdekaan, Sultan Hamengkubuwono IX dengan berani mendukung perjuangan kemerdekaan, bahkan mengizinkan Yogyakarta menjadi ibu kota negara pada masa Agresi Militer Belanda. Kepemimpinannya yang visioner membuat Yogyakarta dikenal sebagai simbol perlawanan terhadap kolonialisme.

Setelah Sultan Hamengkubuwono IX, tahta Kesultanan Yogyakarta dilanjutkan oleh Sultan Hamengkubuwono X, yang memerintah sejak 1989 hingga saat ini. Sultan Hamengkubuwono X dikenal sebagai pemimpin yang memadukan tradisi dengan inovasi, serta memiliki visi untuk memajukan Yogyakarta melalui sektor pariwisata, pendidikan, dan kebudayaan. Beliau juga berperan aktif dalam memperkuat kedudukan Yogyakarta sebagai salah satu provinsi istimewa di Indonesia.

Selain sebagai pemimpin spiritual dan politik, para Sultan Yogyakarta juga memainkan peran penting dalam melestarikan budaya dan seni Jawa. Keraton Yogyakarta yang megah menjadi pusat kegiatan budaya, seperti pertunjukan wayang kulit, tari tradisional, dan musik gamelan. Para Sultan juga menjadi pelindung seni dan budaya Jawa, mendorong berkembangnya kerajinan tangan, batik, dan berbagai tradisi lokal yang hingga kini masih hidup di tengah masyarakat.

Jelajahi rasa Jogja yang autentik di Mbok Mandeg tempatnya kulineran sejati!

 

Posted in budaya, sejarah
Previous
All posts
Next

© 2025 mbokmandeg.com. All Rights Reserved.